Worrying about path, most of the time?
I just read a very beautiful line that I consider as quote of the day.
To be honest most of my life's scenes have been haunted by shadows; when going by the train, sitting in the class, laying on the bed, going to places I used to; one of them might be the shadow of despair, I guess? or something else but most of the time I'm quite sure it is the shadow of the future.
Kadang terlalu takut untuk berpikir masa depan ngga sepenuhnya berpihak pada diri sendiri, what do we actually afraid regarding the future? That would be actually a hella long question to answer. Salah satunya sih takut apa yang jadi panggilan hati ternyata nanti ngga cukup mampu untuk mewujudkan hidup yang selama ini diidam-idamkan. Contohnyna gini, dari dulu hati terkecil ini selalu pengen mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiran buat mereka yang memang membutuhkan dan jadi bagian dari salah satu organisasi sosial atau NGO. Tapi kadang ragu, apa kabar nantinya sama karir? Atau hal-hal duniawi lainnya yang udah dari dulu juga masuk daftar pencapaian? Rasanya memang butuh hati yang bener2 tulus.
Walaupun belum pernah terjun langsung, tapi ngeliat mereka lewat media atau denger cerita dari orang lain aja rasanya sedih banget and it does break my heart in various ways. Suka mikir, kalau diri ini jadi mereka dan bisa ngerasain barang satu hari jadi mereka dan tukeran hidup sama mereka, ngeliat segala sesuatu dari sudut pandang mereka, juga ngelakuin hal-hal lewat cara mereka. Rasanya mungkin akan kehabisan kata-kata, selain pastinya akan ngerasa lebih content dan bersyukur juga ngehargain hidup yang lagi dijalani. Tapi emang bener, kalau sesuatu bikin kita sakit hati, seharusnya segala cara bakal dicari dan dilakoni untuk ngilangin rasa sakitnya.
Berhubung bentar lagi udah mau lulus jadi makin kepikiran deh mau kerja apa..Belum bisa mutusin sebenernya but I wish the universe never runs out of ideas about reminding me to decrease the love of self since thats the thing we call as arrogance. The way I do afraid about my future means I love myself more than I love the surroundings and the Creator of all whom I put all my believe in.
Ya begitulah...
semoga yang terbaik untuk segala yang akan datang.
*fingers crossed*
Let my heart be broken by the things that break the heart of God. -Robert PierceBaca quote itu pertama kali di booklet kecil yang dibawa mama pulang. Booklet-nya dibuat sama salah satu NGO (Non-Governmental Organization) yang fokus membantu anak-anak mewujudkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di daerah tertinggal layaknya Papua dan Kalimantan. Dulu pas SMA sempet punya mimpi buat kerja di perusahaan non-profit yang bergerak di bidang sosial kayak gini, tapi seiring berjalannya waktu dan saban hari berkecimpung di dunia kuliah, mimpinya sebenarnya suka berubah-ubah. Mulai dari yang sederhana sampe mimpi punya settled job yang bisa bikin kaya raya. Pas tadi abis baca booklet-nya, rasanya kayak diingetin dream job pas SMA sampe pada akhirnya memutuskan untuk nulis post ini. Rasanya kayak tamparan, kadang dalam hidup sadar atau ngga sadar, kita lebih berpihak sama hal-hal yang bikin puas jasmani aja huhu.
To be honest most of my life's scenes have been haunted by shadows; when going by the train, sitting in the class, laying on the bed, going to places I used to; one of them might be the shadow of despair, I guess? or something else but most of the time I'm quite sure it is the shadow of the future.
Kadang terlalu takut untuk berpikir masa depan ngga sepenuhnya berpihak pada diri sendiri, what do we actually afraid regarding the future? That would be actually a hella long question to answer. Salah satunya sih takut apa yang jadi panggilan hati ternyata nanti ngga cukup mampu untuk mewujudkan hidup yang selama ini diidam-idamkan. Contohnyna gini, dari dulu hati terkecil ini selalu pengen mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiran buat mereka yang memang membutuhkan dan jadi bagian dari salah satu organisasi sosial atau NGO. Tapi kadang ragu, apa kabar nantinya sama karir? Atau hal-hal duniawi lainnya yang udah dari dulu juga masuk daftar pencapaian? Rasanya memang butuh hati yang bener2 tulus.
Walaupun belum pernah terjun langsung, tapi ngeliat mereka lewat media atau denger cerita dari orang lain aja rasanya sedih banget and it does break my heart in various ways. Suka mikir, kalau diri ini jadi mereka dan bisa ngerasain barang satu hari jadi mereka dan tukeran hidup sama mereka, ngeliat segala sesuatu dari sudut pandang mereka, juga ngelakuin hal-hal lewat cara mereka. Rasanya mungkin akan kehabisan kata-kata, selain pastinya akan ngerasa lebih content dan bersyukur juga ngehargain hidup yang lagi dijalani. Tapi emang bener, kalau sesuatu bikin kita sakit hati, seharusnya segala cara bakal dicari dan dilakoni untuk ngilangin rasa sakitnya.
Berhubung bentar lagi udah mau lulus jadi makin kepikiran deh mau kerja apa..Belum bisa mutusin sebenernya but I wish the universe never runs out of ideas about reminding me to decrease the love of self since thats the thing we call as arrogance. The way I do afraid about my future means I love myself more than I love the surroundings and the Creator of all whom I put all my believe in.
Ya begitulah...
semoga yang terbaik untuk segala yang akan datang.
*fingers crossed*
Comments