Rindu Bukan Main

Mama memang nggak pernah bilang betapa kosong dan hancur rasanya ditinggal oma. Waktu oma pergi, mama berulang kali bilang kalau ia ikhlas dan lega karena oma nggak ngerasain sakit lagi. Mama nggak perlu lagi nanggung pilu liat oma nggak berdaya. Tapi dari cerita singkat berulang atau foto memoar masa kecil, update singkat di sosial media, sampai mimpi siang bolong kalau mama ketemu dan ngobrol sama oma, betapa mama larut.

Mama bilang opa belakangan ini nggak bisa tidur nyenyak. Badannya sakit-sakit, katanya kesepian nggak ada oma lagi, rindu. Betapa oma selamanya mawar merah kesayangan opa. Pun sekarang kelopak2nya layu dan durinya yang tersisa, oma masih selamanya mawar merah kesayangan opa.

“Namanya juga oma belahan jiwanya opa, grid.”

Banyak pertanyaan batin muncul, salah satunya seberapa mara jika album ingatan senang bukan lagi sama rasa di masa sekarang saat lembarnya dibuka kembali. Haruskah tak lagi sama?

Betapa tubuh fisik adalah fana namun apakah benar sanggup jika ia tak ada? Betapa waktu enggan berpihak jika kenangan memilih tinggal mungkin selamanya. Dan bahkan sebelum kita sadar, tubuh menua serta hati melelah.

Oma, mama dan opa rindu setiap hari, begitu juga semua anak dan cucu 💔 Kalau oma dateng dalam mimpi tiap kita, semoga oma bawa obat penawar sendu yang nggak terbatas ruang dan waktu.


Comments

See also

Semesta Selalu Memberi

Seseorang Harusnya Berpikir Sekaligus Merasa