Pak, Ini Apa?





Judul : Na Willa dan rumah dalam gang
Penulis : Reda Gaudiamo
Tahun Terbit : 2018
Penerbit : POST Press
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : xii + 175 hlm
ISBN : 978-6-02-603043-6

Menyenangkan sekaligus menghangatkan hati, itulah kesan pertama yang didapat selepas membaca seri kedua buku Na Willa karya Reda Gaudiamo. Seusai membaca seri pertama pun, tak sampai hati rasanya jika enggan menyempatkan sedikit banyak lagi waktu untuk membabat habis yang kedua. Lantas begini jadinya, menggali lagi memori masa kecil milik sendiri akibat rasa kangen bahkan setelah berlembar-lembar halaman rampung dibaca.

Keluarga Kecil di Gang Krembangan

Buku ini, tentu sesuai judulnya, mengisahkan tentang seorang gadis kecil polos bernama Na Willa yang tinggal di salah satu gang di kota Surabaya. Si kecil Willa tinggal bersama orang tuanya yang ia panggil dengan sebutan Mak dan Pak, serta ada pula Mbok yang membantu pekerjaan rumah. Dalam cerita kesehariannya, Willa banyak menemukan dan belajar hal baru. Ada yang langsung ia coba karena rasa penasaran, ia tiru, maupun ia tanyakan langsung kepada Mak dan Pak karena kebingungan. Semua dikemas dengan ciamik ke dalam beberapa subjudul cerita dalam buku.

Dengan sudut pandang penceritaan orang pertama sebagai pelaku utama, penulis seakan ingin membuat para pembaca turut larut dalam dunia Willa yang polos dan jenaka. Pandangan bahwa cerita masa kanak-kanak akan membosankan jika dibaca oleh orang dewasa adalah salah besar. Nyatanya, alur cerita yang dibangun dari awal sampai akhir membuat kita terus menantikan halaman selanjutnya demi bernostalgia bersama kenangan semasa kecil. Selain itu, keluguan yang acap kali disuguhkan melalui dialog antar tokoh membuat saya sebagai pembaca makin ketagihan!


Dalam buku ini, penulis mampu membangun karakter yang kuat dari tiap tokoh lewat kacamata Willa yang sungguh jujur dan sederhana. Ketika membaca dan coba memahami, seolah-olah Willa terus berteriak "Lihatlah mereka dan dunia dengan kacamataku!" Bukan hanya jadi mampu melihat, saya juga dibuat tertawa geli ketika diingatkan kembali sosok teman sepermainan dulu. Misalnya saja saat Willa menggambarkan teman-temannya di lingkungan rumah maupun di sekolah. Pasti ada saja dari kita yang punya teman masa kecil selalu ingusan seperti Bud, atau yang cuek namun perhatian seperti Dul, sampai yang mukanya keputihan karena terlalu banyak diberi bedak oleh sang ibu seperti Endang.


Di samping lucu dan menggemaskan, cerita kehidupan Na Willa dan keluarga menurut saya sarat pula akan nilai dan makna. Momen di mana sang ibu mengijinkan Willa untuk ikut bersama Farida yang berbeda keyakinan melakukan kegiatan keagamaan, atau pun ibu Farida yang mengijinkan anaknya membantu Willa menghias pohon natal seakan menjadi pengingat jika toleransi agama yang nyata sangatlah indah.


Awan Kelabu Willa


Hati ini mulai dibuat nyeri hingga timbul rasa ingin menangis sejak Pak memberi kabar mengejutkan pada Mak dan Willa. Fakta yang harus diterima oleh anak sekecil Willa bahwa perubahan cepat atau lambat akan terjadi, diikuti adegan perpisahan dengan orang-orang yang biasa berada di sekitarnya benar-benar sukses membuat haru. Memang tidak ada perpisahan yang menyenangkan, apalagi jika dibumbui kenangan yang dipupuk oleh rasa kasih sayang mendalam terhadap pribadi-pribadi di luar diri sendiri.


Dul berlari di samping mobil dengan tongkat di ketiaknya (...) Aku masih mendengar teriakannya masuk lewat jendela kaca mobil. "Willa, tulis surat! Nanti aku balas! Willa!" (hlm. 143)


Disconnect to Connect


Di sisi lain, baru saya sadari bahwa kebahagiaan kecil yang timbul saat membaca cerita ini muncul bersamaan dengan rasa rindu akan masa di mana lebih banyak waktu dihabiskan bersama teman. Sekarang mungkin sudah tidak lagi bisa bermain masak-masakan seperti Willa dan Farida mengingat umur yang sudah tak lagi pantas. Namun, waktu untuk berinteraksi secara langsung di zaman serba modern ini haruslah dipertahankan. Pula bahagia harusnya tidak pernah muluk-muluk, memang sebatas mendengarkan radio bersama dengan Mak.


Buku ini sungguh akrab dan manis untuk dibaca kapan pun dan dimana pun. Bagi yang belum sempat menikmati dan tertarik, silakan beli di toko buku POST Pasar Santa dan selamat membaca!

Comments

See also

Semesta Selalu Memberi

Seseorang Harusnya Berpikir Sekaligus Merasa